Kamis, 29 Mei 2014

softskill (tulisan)

Kemacetan Jakarta Adalah Masalah Budaya


Kemacetan lalu-lintas memang masalah sehari-hari di Jakarta. Secara statistik, jumlah mobil yang ada di Jakarta jika dibariskan 4 baris, panjangnya akan hampir sama dengan panjang jalan di Jakarta yang Cuma 7.650 km. Demikian pula dengan luasnya, jika satu mobil berikut kelonggarannya diasumsikan 15 meter persegi, maka 3,1 juta mobil di Jakarta luasnya mencapai 46,5km persegi, padahal luas jalan di DKI Cuma 40,1 km persegi saja.
Karena itu kemacetan Jakarta bukan karena masalah jalan atau lajur, tetapi persoalan budaya manusia yang mendiami kota metropolitan tersebut. Masyarakat Jakarta tidak menganggap kemacetan lalu-lntas sebagai sebuah masalah.
Lihatlah, para pengguna mobil pribadi tidak surut minatnya membawa kendaraan hanya karena jalanan macet. Lihat juga joki-joki di ujung jalur 3in1 yang laku keras bahkan menjadi mata pencaharian. Mereka semua tak peduli kalau kebijakan itu tujuannya untuk mengurangi peredaran mobil pribadi.
Ketika seseorang terjebak kemacetan, ia hanya cukup sedikit ngedumel kemudian mendengarkan siaran radio atau televisi, tanpa menurunkan minat mereka untuk tetap menggunakan kendaraan pribadi. Alasannya juga masuk akal, naik kendaraan umum sangat tidak nyaman dan sering terjadi tindak kriminalitas.
Memang, salah satu penyebab kemacetan Jakarta adalah karena kurangnya ruang untuk jalan (hanya 6,2%, di kota metropolitan negara lain 13-15%). Namun jika tidak ada perubahan perilaku pada masyarakat yang beraktivitas di pusat pemerintahan Indonesia ini, penambahan jalan hanya akan membangkitkan semangat untuk menambah mobil baru.
Jika persoalan budaya masyarakat penghuni Jakarta dapat diarahkan untuk lebih meminati menggunakan moda transportasi umum, sangat mungkin kemacetan itu akan terkurangi. Maka, perbaikan sarana transportasi umum merupakan kebutuhan mutlak, disamping juga mungkin harus ada sedikit pemaksaan pengurangan jumlah kendaraan yang beredar, antara lain mialnya dengan dimahalkannya biaya parkir atau ditinggikannya pajak kendaraan pribadi.
Namun semua itu adalah pilihan. Jika Pemerintah menganggap kemacetan Jakarta dianggap masalah krusial, tentunya bukan sekedar himbauan-himbauan saja yang dilakukan tetapi dengan aksi nyata dan tegas. Termasuk tegas memerintahkan pada pegawai pemerintah untuk tidak membawa mobil sendirian ketika berdinas atau akan berdinas.

sumber:http://sosbud.kompasiana.com/2012/05/10/kemacetan-jakarta-adalah-masalah-budaya-456243.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar